Dalam Upacara Yadnya Hindu di Bali, sarana-sarana yang dipakai sejatinya memiliki makna ataupun arti dalam penggunaannya. Seperti halnya penggunaan daun dadap yang seringkali kita jumpai dalam beberapa Upacara Yadnya. Dapdap (dadap) adalah lambang keseimbangan Tri Hita Karana dan rwa bhineda seperti halnya dalam perlengkapan tepung tawar yang berfungsi sebagai pembersih secara rohani. Tepung tawar juga dapat diartikan sebagai sarana penawar atau penetralisir dalam meruwat sifat tidak baik menjadi sifat yang baik agar dapat mempermudah mencapai kemakmuran.
Selain penggunaan Dapdap pada tepung tawar,pada sarana-sarana Upacara Yadnya lainnya juga bisa kita temukan seperti :
- Pada bahan pembuatan Sanggah Turus Lumbung dengan pohon dapdap yang dipercayai sebagai taru sakti.
- Carang dapdap cangga tiga sebagai bahan penyugjug yang biasanya digunakan dalam upacara yadnya.
- Nasi bundar meklongkong plekir diatasnya ditancapi daun dapdap dan padang lepas dalam pembuatan banten prayascita untuk mensucikan pikiran.
- Ditanam di natah pekarangan, tanaman dapdap wong (Erytherina variegata) yang diyakini dapat melawan maksud-maksud tidak baik.
Penggunaan Dadap pada penjelasan diatas mungkin dapat dikatakan sebagai penjelasan kenapa dadap juga dikatakan sebagai kayu sakti. Dan secara ilmiah pun dapdap dikatakan sebagai tanaman obat yang dapat mengatasi beberapa penyakit, yaitu sebagai berikut :
- Mengobati cacingan
- Mengobati disentri
- Mengobati demam
- Mengobati insomnia
- Melancarkan menstruasi
- Meringankan gejala rematik
- Mengobati bengkak
- Mengobati Sakit Kepala atau Pusing
- Mengobati Perut Mulas
Semoga dapat bermanfaat untuk semeton. Jika terdapat penjelasan yang kurang lengkap atau kurang tepat. Mohon dikoreksi bersama. Suksma…
(sumber:sejarahharirayahindu.blogpsot.com)
Visit Our Sponsor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar