Senin, 21 Oktober 2019

Hari Baik Untuk Menikah Dalam Agama Hindu


Menikah/Perkawinan merupakan episode terakhir dari lakon cinta sepasang kekasih, walau sebagaian kecil umat manusia ada yang menikah lebih dari sekali dalam hidupnya. Karena demikianlah saat melangsungkan pernikahan biasanya dicarikan hari baik, agar kelak rumah tanggnya jauh dari hal buruk seperti musibah, kemalangan, apes dan lan sebagainya.

- JUAL ES KRIM PESTA MURAH DI BALI

Menurut kepercayaan hindu pernikahan yang baik menurut sasih, saptawara,pancawara dan lainnya seperti pada senin wage yang jatuh pada tanggal 1, Rabu pon yang jatuh pada tanggal 10 dalam hitungan kalender jawa kuno. Ada juga hari yang amat sangat tidak baik untuk melakukan pernikahan yaitu saat pangelong (sehari setelah purnama/bulan penuh  hingga sehari menjelang Tilem/bulan mati), saat wuku randga tiga yang bisa berakibat cepat sakit parah dan menemui ajal.
Menikah sesuai perhitungan Tri Pramanan =  urip sapta wara, sad wara, dan urip  panca wara yang laki-laki dan perempuan dijumlahkan kemudian dibagi 16, sesuai sisa yang didapat:
urip sapta warasad waraurip  panca waratotal
LakiMinggu/Radite (5)17Umanis (5)27
PerempuanSeslasa/ anggara (3)20Wage (4)27
54:16= 3 sisa 6
Sisa 6 maka suka duka, ala ayu, kelak akan berbahagia. Untuk perhitungan sapta wara, sad wara, dan urip  panca wara bisa dilihat di table di bawah.
  1. Selalu bimbang, ala ayu, suka duka
  2. Sulit mencari penghidupan, suka berwisata
  3. Sering menemui kesusahan
  4. Sulit mendapatkan keturunan
  5. Dirgayusa/panjang umur, lunas lanus
  6. Sering menderita sakit
  7. Suka duka, ala ayu, dan mendapatkan berbahagia
  8. Sulit mencari penghidupan
  9. Kurang waspada, dan akhirnya kelak menyesal
  10. Disenangi oleh orang besar / pejabat
  11. Mampu dan akhirnya  menemui kesenangan
  12. Banyak uang, mudah mencari sandang pangan
  13. Panjang umur, banyak kebaikannya
  14. Menemui perasaan senang dan bahagia
  15. Sering menemui kesulitan
  16. Menemukan rasa senang (ledang ) ,  Urip/Neptu wewaran
detail tentang perhitungannya sebagai berikut.
  • Urip Panca wara; Umanis (5), Pahing (9), Pon (7), Wage (4), Kliwon (8).
  • Urip Sapta wara; Redite/Minggu (5), Soma/Senin (4), Anggara/Selasa (3), Budha/Rabu (7), Wraspati/Kamis (8), Sukra/Jumat (6), Saniscara/Sabtu (9).
  • Urip Wuku; Sita (7), landep (1), ukir (4), kilantir (6), taulu (5), gumbreg (8), wariga (9), warigadean (3), julungwangi (7), sungsang (1), dunggulan (4), kuningan (6), langkir (5), medangsia (8), pujut (9), Pahang (3), krulut (7), merakih (1), tambir (4), medangkungan (6), matal (5), uye (8), menial (9), prangbakat (3), bala (7), ugu (1), wayang (4), klawu (6), dukut (5) dan watugunung (8).
  • Bilangan Sapta wara; Redite (0), Soma (1), Anggara (2), Budha (3), Wraspati (4), Sukra (5), Saniscara (6).
  • Bilangan Wuku; Sita (1), landep (2), ukir (3), kilantir (4), taulu (5), gumbreg (6), wariga (7), warigadean (8), julungwangi (9), sungsang (10), dunggulan (11), kuningan (12), langkir (13), medangsia (14), pujut (15), Pahang (16), krulut (17), merakih (18), tambir (19), medangkungan (20), matal (21), uye (22), menial (23), prangbakat (24), bala (25), ugu (26), wayang (27), klawu (28), dukut (29) dan watugunung (30).(Sumber : sejarahharirayahindu.blogspot.com)
Sad Wara ; (Bilangan WUKU x 7 + bilangan Saptawara yang dicari) : 6 = sisa
  1. = Tungleh (tak kekal) -> urip 7
  2. = Ariang (kurus) -> urip 6
  3. = Urukung (punah) -> urip 5
  4. = Paniron (gemuk) -> urip 8
  5. = Was (kuat) -> urip 9
  6. = Maulu (membiak) -> urip 3
Demikianlah rumus baku untuk menghitung hari baik dalam pernikahan. hal tersebut tidak bisa diubah karena sudah merupakan rumus dari leluhur untuk menghitung siklus alam dan merupakan hasil pengamatan atau observasi jaman dahulu secara berkala dan teliti.
-Visit Our Sponsor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar