Putu bersama salah-satu petani - IST
Putu Nandito Narayana (22) tengah sibuk memeriksa pesanan yang masuk di handphone (HP) miliknya. Pada Mingu (10/5), sudah lebih dari 3 orang pelanggan yang memesan beragam komoditas pangan baik sayur, daging, ikan, ataupun bumbu dapur.
"Setelah pelanggan memesan produk, mereka akan langsung konfirmasi ke Whatshap official kami, setelah konfrmasi, pemesanan akan di proses, besoknya barang akan dibawakan sepagi mungkin," kata pria yang akrab disapa Nando itu.
Sudah hampir satu bulan ini Nando tengah sibuk mengembangkan website jual beli produk pertanian yang ia namakan pasarbali.id. Bersama 3 orang rekannya, website sengaja di desain untuk menjadi mitra petani, peternak, nelayan, dan produk olahan lokal Bali agar lebih mudah dipasarkan ditengah pandemi.
"Hotel dan villa tutup karena wabah COVID-19. Saat ini petani hanya bisa suplai produknya ke pasar tradisional tuh, tapi tak cukup juga untuk pemasukan para petani. Makanya kita inisiatif dengan sistem online agar mudah dipasarkan ke seluruh Bali," kata Nando.
Sementara waktu, kata Nando, pihaknya telah banyak menjalin mitra dengan petani untuk menyediakan produk pertanian di kantor pasarbali.id yang terletak di Jl. Muding Tengah, Kerobokan, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Sistem pengadaannya, ada yang diantar oleh petani langsung dan ada yang dijemput oleh tim pasarbali.id
"Saat ini, sejumlah petani yang memasarkan produknya di pasarbali.id jaraknya masih dekat sama kantor. Bagaimana dengan yang jauh? kita sudah sudah siapkan skema yang bernama mitra pasarbali.id yang akan tersebar di hampir seluruh Bali," jelasnya.
Soal harga yang ditawarkan, Nando mengaku harganya masih terbilang kompetitif dengan produk petani yang banyak beredar di pasaran. Meskipun harga dipasang di website yang dirikan sedikit lebih mahal.
"Harganya memang sedikit lebih mahal dari yang ada di pasaran. Alasannya karena kami sangat selektif memilih kualitas produk dari petani untuk menjamin kenyamanan pelanggan, terus ada biaya ongkir juga kan sebelum sampai ke pelanggan," jelasnya.
Kini, Nanto juga menyampaikan, seluruh proses pemesanan produk pertanian masih dilakukan di pasarbali.id masih menerapkan dua skema yakni pemesanan via website dan pemesanan manual via Whatsaap Official.
"Jadi kalau lewat website itu tinggal di cari saja sayurnya mau sayur apa, di produknya itu sudah tertera produk darimana, harganya berapa dan beratnya berapa. Setelah pilih produk, langsung melakukan chekout, dalam chekout itu langsung pelanggan akan disuruh melakukan pembayaran melalui transfer atau COD," jelasnya.
Selain dua skema itu, pengembangan aplikasi kata Nando juga tengah dilakukan. Tujuannya tentu agar mempermudah konsumen melakukan transksi produk pertanian Bali melalui teknologi yang kekinian.
"Aplikasinya juga tengah dibuat, kemungkinan akhir Mei sudah bisa digunakan. Dan kami juga sangat yakin setelah masa pandemi ini, kebiasaan orang akan berubah. Dari yang awalnya suka belanja konvensional jadi belanja online," tutur Nando. (Kanalbali/ACH)
Putu Nandito Narayana (22) tengah sibuk memeriksa pesanan yang masuk di handphone (HP) miliknya. Pada Mingu (10/5), sudah lebih dari 3 orang pelanggan yang memesan beragam komoditas pangan baik sayur, daging, ikan, ataupun bumbu dapur.
"Setelah pelanggan memesan produk, mereka akan langsung konfirmasi ke Whatshap official kami, setelah konfrmasi, pemesanan akan di proses, besoknya barang akan dibawakan sepagi mungkin," kata pria yang akrab disapa Nando itu.
Sudah hampir satu bulan ini Nando tengah sibuk mengembangkan website jual beli produk pertanian yang ia namakan pasarbali.id. Bersama 3 orang rekannya, website sengaja di desain untuk menjadi mitra petani, peternak, nelayan, dan produk olahan lokal Bali agar lebih mudah dipasarkan ditengah pandemi.
"Hotel dan villa tutup karena wabah COVID-19. Saat ini petani hanya bisa suplai produknya ke pasar tradisional tuh, tapi tak cukup juga untuk pemasukan para petani. Makanya kita inisiatif dengan sistem online agar mudah dipasarkan ke seluruh Bali," kata Nando.
Sementara waktu, kata Nando, pihaknya telah banyak menjalin mitra dengan petani untuk menyediakan produk pertanian di kantor pasarbali.id yang terletak di Jl. Muding Tengah, Kerobokan, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Sistem pengadaannya, ada yang diantar oleh petani langsung dan ada yang dijemput oleh tim pasarbali.id
"Saat ini, sejumlah petani yang memasarkan produknya di pasarbali.id jaraknya masih dekat sama kantor. Bagaimana dengan yang jauh? kita sudah sudah siapkan skema yang bernama mitra pasarbali.id yang akan tersebar di hampir seluruh Bali," jelasnya.
Soal harga yang ditawarkan, Nando mengaku harganya masih terbilang kompetitif dengan produk petani yang banyak beredar di pasaran. Meskipun harga dipasang di website yang dirikan sedikit lebih mahal.
"Harganya memang sedikit lebih mahal dari yang ada di pasaran. Alasannya karena kami sangat selektif memilih kualitas produk dari petani untuk menjamin kenyamanan pelanggan, terus ada biaya ongkir juga kan sebelum sampai ke pelanggan," jelasnya.
Kini, Nanto juga menyampaikan, seluruh proses pemesanan produk pertanian masih dilakukan di pasarbali.id masih menerapkan dua skema yakni pemesanan via website dan pemesanan manual via Whatsaap Official.
"Jadi kalau lewat website itu tinggal di cari saja sayurnya mau sayur apa, di produknya itu sudah tertera produk darimana, harganya berapa dan beratnya berapa. Setelah pilih produk, langsung melakukan chekout, dalam chekout itu langsung pelanggan akan disuruh melakukan pembayaran melalui transfer atau COD," jelasnya.
Selain dua skema itu, pengembangan aplikasi kata Nando juga tengah dilakukan. Tujuannya tentu agar mempermudah konsumen melakukan transksi produk pertanian Bali melalui teknologi yang kekinian.
"Aplikasinya juga tengah dibuat, kemungkinan akhir Mei sudah bisa digunakan. Dan kami juga sangat yakin setelah masa pandemi ini, kebiasaan orang akan berubah. Dari yang awalnya suka belanja konvensional jadi belanja online," tutur Nando. (Kanalbali/ACH)
Visit Our Sponsor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar