Senin, 11 Mei 2020

Atasi Dampak Pandemi Corona, Banjar di Denpasar Ini Kembangkan Urban Farming



Pembuatan kolam untuk ternak lele di Banjar Tegeh Sari, Denpasar - IST
Dampak pandemi corona mulai terasa dengan banyak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) seiring memburuknya pariwisata Bali. Mengatasi kondisi itu, Banjar (dusun) Tegeh Sari di Denpasar Utara, menggagas pengembangan urban farming alias pertanian di perkotaan.

“Ini bisa mengatasi dua masalah. Menyediakan lapangan kerja sekaligus membuat lumbung pangan untuk warga,” kata Ketua Satgas Covid-19 , Gede Mantrayasa yang mengkoordinasikan perwujudan ide ini, Minggu (17/5/2020).


Upaya yang dilakukan yakni dengan memanfaatkan lahan kosong dengan penanaman bibit tanaman. Selain itu, akan dikembangkan model pertanian dengan pot dan hidroponik. Adapun penyediaan lauk pauk, banjar ini mengembangkan peternakan lele.


Sampai saat ini sudah ada 30 KK yang mau bergabung untuk mengerjakan kegiatan ini. Mereka mendapat pelatihan dan penyuluhan budidaya ikan lele dan selanjutnya juga tentang pertanian di perkotaan.
- JUAL BANTEN MURAH hub.08980563916 atau KLIK DISINI


Komang Kupit di kebun perkotaan miliknya - IST
“Untuk memulai ini kita mendapat pinjaman lahan sekitar 1 are kemudian dimanfaatkan untuk pembuatan kolam lele dan lahan pertanian,” ujarnya.


ADVERTISEMENT

Instalasi kolam terbuat dari terpal berbentuk melingkar dan dilengkapi oksigen untuk treatment sebanyak 2 kolam. Dalam lahan tersebut juga dilakukan penanaman sayur mayur. Semua pekerjaan dilakukan secara gotong royong.


“Kalau mereka yang terlibat adalah yang pekerja pariwisata yang dirumahkan, ada yang kuli bangunan, ojek online dan pekerja serabutan,” jelas Gede. Diharapkan bila masa pandemi telah lewat, usaha ini tetap dapat menjadi usaha yang menopang ekonomi warga dan serta berkelanjutan.


Gede menjelaskan, saat ini sudah banyak pihak yang tertarik untuk bergabung dan warga yang mau menyediakan tanahnya untuk dikelola. Langkah ini sangat menarik karena dinilai sebagai bentuk penyelamatan lingkungan di perkotaan. “Selama ini lahan kosong selalu identik dengan tempat pembuangan sampah,” ujarnya.



Salah-satu kelompok yang akan ikut bergabung adalah gerakan Bali Urban Farming (BUF) yang menyiapkan pelatihan untuk pertanian. “Kebetulan saya juga tinggal di wilayah ini. Jadi senang bisa berkumpul lagi dengan teman-teman,” kata aktivis BUF, Gunawarma Kupit. Musisi dari kelompok musik Nostress ini sebelumnya telah memiliki kebun pribadi dan bersama sejumlah anak muda lainnya mengembangkan model perkebunan di perkotaan. ( kanalbali/RFH)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar