Selasa, 12 Juni 2018

PURI AGUNG PEMECUTAN DENPASAR.


Hasil gambar untuk IDA COKORDA NGURAH GEDE PEMECUTAN
raja badung ke X dari puri pemecutan yang memerintah di tahun 1947.
"IDA COKORDA NGURAH GDE PEMECUTAN"


Sejarah Puri Pemecutan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberadaan Arya Damar dan Sejarah Puri Tabanan di Bali. Keberadaan Puri Pemecutan berkaitan dengan sejarah Majapahit dan Kerajaan Bedulu di Bali

RAJA PEMECUTAN X
IDA COKORDA NGURAH GDE PEMECUTAN /
KIYAYI ANGLURAH PEMECUTAN X

Pada tanggal 28 Oktober 1939 Purnama kelima Ida Cokorda Ngurah Gde Pemecutan abiseka Ratu menggantikan Raja Pemecutan IX yang gugur pada peristiwa heroik Puputan Badung pada hari kamis kliwon wara ukir tanggal 20 September 1906 jam 16.00 wita.

Ida Cokorda Ngurah Gde Pemecutan sebagai penguasa wilayah Badung tahun 1947

Kisah Bayi Dalam Perang Puputan Badung

Raja Pemecutan IX mempunyai 3 orang saudara dari lain ibu yaitu :
Kyahi Ngurah Putu (Menjabat sebagai Patih Agung)
Kyahi Ngurah Made
Kyahi Ngurah Rai
Kyai Ngurah Ketut/ Bima
Dalam perang puputan tersebut semua Saudara beliau gugur sebagai seorang kesatria demi membela tanah Badung agar tidak jatuh ketangan Belanda. Salah seorang Saudara beliau yaitu Kyahi Ngurah Rai mengambil istri dari Jero Grenceng yaitu Anak Agung Ayu Oka yang merupakan anak kandung dari Kyahi Agung Putu Gde lahir seorang bayi yang baru berumur 3 bulan.

Download GTA San Andreas Mobile


Bayi tersebut ditemukan terbaring dan menangis disamping jenazah ibunya yaitu Kyahi Agung Ayu Oka yang turut serta gugur mendampingi suaminya Kyahi Ngurah Rai dalam perang puputan tersebut. Bayi yang masih berusia 3 bulan tersebut diselamatkan oleh bibinya yaitu Anak Agung Kompyang Raka untuk dibawa ke Geria Tegeh Bindu Kesiman.

Adapun pertimbangannya dibawa kesana karena disana ada keluarga dekatnya yaitu Anak Agung Made Oka yang merupakan putri dari Anak Agung Made Banjar dari Jero Grenceng juga sedang menyusui . Bayi ini dipelihara dan diasuh oleh Ida Putu Grodog hingga berusia lima tahun.

Setelah keadaan dirasa sudah aman maka bayi tersebut dikembalikan lagi untuk selanjutnya diasuh oleh kakek dan pamannya di Jero Grenceng. Bayi tersebut kemudian diberi nama Kyahi Ngurah Gde Pemecutan. Menurut sesepuh Jero Grenceng, Kyahi Ngurah Gde Pemecutan setelah berumur 20 tahun pindah dari Jero Grenceng ke Jero Kanginan.

PENOBATAN COKORDA PEMECUTAN X

Setelah Perang puputan Badung terjadi kekosongan pemerintahan selama beberapa tahun di Puri Pemecutan, kemudian atas prakarsa keluarga besar Puri Agung Pemecutan dan Warga Ageng Pemecutan dan untuk melestarikan budaya leluhur terdahulu maka dicarilah kandidat untuk diangkat sebagai Cokorda Pemecutan ke X.

Kyahi Ngurah Gde Pemecutan merupakan keponakan dari Cokorda Pemecutan IX , dalam Perkembangannya karena Raja Pemecutan IX hanya meninggalan seorang Putri yaitu Anak Agung Sagung Ibu maka berdasarkan hasil Musyawarah Keluarga Puri Agung Pemecutan kemudian memutuskan untuk mengangkat Kyahi Ngurah Gde Pemecutan sebagai Keluarga terdekat dari Raja Pemecutan IX dari Jero Kanginan sebagai Raja Pemecutan X dengan gelar Ida Cokorda Ngurah Gde Pemecutan.

Sebagai wakil beliau ditetapkan kakak belaiu dari lain ibu yang berasal dari Desa Munggu yang bernama Kiyayi Agung Gede Lanang Pemecutan/ Anak Agung Gede Lanang Pemecutan. Beliau sebagai kakak beradik menampakkan kehidupan yang rukun dan selalu merundingkan berbagai permasalahan untuk dicarikan jalan pemecahannya sehingga masyarakat sangat segan dan hormat kepada beliau.

Download GTA San Andreas Mobile


PEMBANGUNAN PURI AGUNG PEMECUTAN YANG BARU

Karena Puri Pemecutan yang lama telah hancur dan yang tersisa hanya bale kulkul di sebelah selatan puri maka Jero Kanginan yang berlokasi tepat di depan Puri Pemecutan yang lama (disebelah Timur) direhab untuk dijadikan Puri Agung Pemecutan yang baru.

Bangunan bangunan di Puri Yang lama seperti Pemerajan Agung dipindahkan ke puri yang baru dan dibuatkan upacara Ngeteg Linggih pada tahun 1966. Sebagai Arsitek pembangunan puri tersebut yaitu Anak Agung Made Gde dari Jero Grenceng.

Pada Mandala puri baik saren daje maupun saren kelod juga dibangun (pawongan) puri seperti saren daje, saren delod, saren dangin, saren dauh, bale bali tradisional, begitu pula bale lantang sama seperti di Jero Grenceng.

Pada (palemahan) Puri Agung Pemecutan bagian dari Tri Mandala dibangun Kori Agung dan bhetelan sebagai bagian dari bangunan puri untuk keluar masuk sehari hari. Begitu pula candi bentar menghadap ke barat sebagai gerbang utama Puri Agung Pemecutan yang baru.

Visit Our Sponsor
- Jual Hotwheels Langka Murah
- Chocolate Gift & Cake Ulang Tahun Bali
- Jasa Desain Grafis Murah
- Service Laptop / Smartphone Panggilan Denpasar
Menjual Kaos, Jaket & aksesoris anime, game band dll
- Cari Penghasilan Tambahan Dari Blog..KLIK DISINI

KETURUNAN IDA COKORDA NGURAH GDE PEMECUTAN X

Istri ke I ( A.A Biyang Putu Raka ) Putri dari Kiyahi Lanang Kepaon - Jero Batanmoning tidak mempunyai keturunan
Istri ke II ( A.A. Biyang Raka ) dari Jero Kelodan Peken Pasah tidak mempunyai keturunan
Istri ke III ( A.A. Sagung Ibu ) Putri dari Raja Pemecutan IX yang merupakan misan kepurusa tidak mempunyai keturunan namun mengangkat anak dari Istri ke V yaitu
A.A Ngurah Mayun Parwaka
Istri ke IV ( A.A. Biyang Made Rai ) putri dari Kiyahi Lanang Tanjung mempunyai anak 4 orang :
A.A. Ngurah Manik Parasara (Dinobatkan sebagai Raja Pemecutan XI)
A.A. Sagung Parasari
A.A. Sagung Mirah Pranyadari
A.A. Sagung Putri Paraniti
Istri ke V ( A.A. Biyang Ketut Adi ) Putri Kiyahi Lanang Ketut Meregan dari Jero Pasah Pemedilan mempunyai 8 orang putra :
A.A. Ngurah Gede Parasurama
A.A. Ngurah Rai Parwata
A,A, Sagung Bintang Paranawati
A.A. Ngurah Putra Pranayama
A.A. Ngurah Ketut Parwa
A.A. Ngurah Putu Pranacita
A.A. Ngurah Agung Gde Parmadi
A.A. Ngurah Alit Parasuwanta
Istri ke VI ( A.A. Biyang Ketut Rai ) Putri Kiyahi Lanang Kedisan dari Jero Pemedilan mempunyai 4 orang putra :
A.A. Ngurah Alit Partiwa
A.A. Ngurah Oka Partayadnya
A.A. Sagung Bulan Partiwi
A.A. Ngurah Parikesit
Istri Ke VII ( A.A Biyang Oka ) Putri Kiyahi Lanang Kerobokan dari Jero Kerobokan Kajanan mempunyai putra 5 orang :
A.A. Ngurah Bagus Paramarta
A.A. Sagung Putra Paramawati
A.A. Sagung Alit Parmita
A.A. Ngurah Made Parwata
A.A. Sagung Istri Parcinti
Istri ke VIII ( A.A. Sagung Oka ) Putri Kiyahi Made Tegal dari Jero Ukiran mempunyai putra 1 orang :
A.A. Ngurah Agung Paranaraga


- Jual Cake Ulang Tahun Bali
- JUAL ES KRIM PESTA MURAH DI BALI

IDA COKORDA NGURAH GDE PEMECUTAN DALAM PERANG KEMERDEKAAN
Tanggal 30 September 1927 Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan Magang di Kantor Asisten Residen di Denpasar, kemudian diangkat menjadi juru tulis Pembantu di Kantor yang sama.
Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan mengadakan pertemuan dengan I Gusti Ngurah Rai, I Made Wijayakusuma dan I Gusti Putu Merta membahas kesewenang wenangan Jepang
Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan dan I Gusti Putu Merta memperkenalkan I Gusti Ngurah Rai dan I Made Wijayakusuma kepada Letnan Hera Uei wakil serei Angkatan Laut Jepang Sunda Kecil di Denpasar
Tanggal 23 Agustus 1945, Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan bersama Ida Cokorda Alit Ngurah Raja Badung mendukung terbentuknya Republik Indonesia dan pembentukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dengan pimpinan pasukan Letkol I Gusti Ngurah Rai.
Tanggal 14 Desember 1945 bertempat di Puri Kesiman, Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan bersama Ida Cokorda Alit Ngurah Raja Badung, I Gusti Ngurah Rai, Ngurah Wisnu, Sudiaryo Joko, I Gusti Ngurah Pidha, Ida Bagus Anom Ngurah, Tiaga, Pugeg, Punggawa Kesiman, Guru Reta, Les Subroto Aryo Mataram dikurung tentara Jepang. Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan berkata bahwa penyerangan terhadap Ringsitai Jepang sedikit sekali hasilnya berupa senjata, sekarang kita harus perang habis habisan dengan tentara Jepang.
Tanggal 8 April 1946 bertempat di desa Pagutan, Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan bersama I Gusti Putu Merta dan I Gusti Ngurah Rai mengadakan rapat untuk pelaksanaan Serangan Umum di Kota Denpasar.
Tanggal 10 April 1946 Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan bersama pengiring beliau ikut serta dalam serangan Umum Kota Denpasar. Ida Bagus Japa (Kakak Prof Dr Ida Bagus Mantra Gubernur Bali) gugur dalam pertempuran.
Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan ditangkap pasukan Nika dibawah pimpinan Letnan Jon Yoseph. beliau diintograsi selama 3 jam di penjara Pekambingan Denpasar untuk selanjutnya ditahan selama 8 hari sebagai tahanan politik, namun atas desakan masyarakat beliau dibebaskan kembali.
Juli 1946 I Gusti Ngurah Rai menitipkan istrinya yaitu Desak Putu Kari dan 3 putranya kepada Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan untuk tinggal di Puri Pemecutan. Adapun Tiga putra I Gusti Ngurah Rai yaitu I Gusti Ngurah Gde Yudana (4 Th) I Gusti Ngurah Tantera (2 Th) dan I Gusti Ngurah Alit Yudha (2 bln). Upacara 3 bulanan dan Otonan (6 bln) I Gusti Ngurah Alit Yudha dilaksanakan di Puri Pemecutan.
Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan mengutus orang kepercayaan beliau yaitu A.A. Kompyang Candri untuk memberi bantuan logistik kepada I Gusti Ngurah Rai.
Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan mengutus Ketut Tugir untuk mengadakan hubungan dengan I Gusti Ngurah Rai, namun utusan ini tertangkap di daerah sengkidu sehingga komunikasi antara Ida Cokorda Ngurah Gde Pemecutan dengan I Gusti Ngurah Rai menjadi terputus.
Tanggal 21 Nopember 1946 pagi harinya ajudan Sibler dari pasukan Nica memberitahukan Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan bahwa I Gusti Ngurah Rai sudah gugur pada perang puputan Margarana tanggal 20 Nopember 1946.
Tanggal 21 Nopember 1946, Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan bersama A.A. Kompyang Candri dan para pejuang lainnya menuju desa Behe untuk menjemput jenazah pahlawan kemerdekaan I Gusti Ngurah Rai, I Gusti Putu Wisnu dan I Gusti Bagus Sugianyar.
Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan bersama I Gusti Putu Merta bertemu dengan Menteri dalam Negeri N.I.T yaitu A.A. Gde Agung mendesak agar segera diadakan aksi untuk keluar dari cengraman pengaruh Belanda dan mendukung berdirinya Negara Republik Indonesia.
Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan bersama I Gusti Putu Merta mengecam kepergian A.A. Gde Agung ke PBB mewakili pemerintah Belanda melawan Indonesia, namun dibantah oleh A.A. Gde Agung bahwa kepergiannya hanya sebagai tourist dan tidak turut dalam perdebatan dan pembicaraan di PBB mengenai Indonesia.
Tanggal 1 Mei 1947 Cokorda Alit Ngurah dari Puri Satria pensiun sebagai Raja Badung dan digantikan oleh Ida Cokorda Ngurah Gede Pemecutan sebagai Raja Badung


DAPATKAN CARA MENGHASILKAN PASSIVE INCOME KLIK DISINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar