I Wayan Rindi adalah tokoh seniman tari Bali yang memiliki kemampuan menggubah tari dan melestarikan seni tari Bali. Dia juga dikenal sebagai pencipta atau koreografer bentuk modern dari Tari Pendet.
I Wayan Rindi lahir di Banjar Lebah Denpasar pada tahun 1917, yang sewaktu usia kanak-kanak dipungut seorang petani Banjar Tegal Linggah.
Visit Our Sponsor
- Jual Hotwheels Langka Murah
- Chocolate Gift & Cake Ulang Tahun Bali
- Jasa Desain Grafis Murah
- Service Laptop / Smartphone Panggilan Denpasar
- Menjual Kaos, Jaket & aksesoris anime, game band dll
Kisah Rindi berawal pada 1930-an, ketika tiba-tiba masyarakat Badung dikejutkan kehadiran tari Gandrung Lawangan. Masyarakat begitu terpesona gerak berasa seorang penari belasan tahun. Siapa sangka penari Gandrung berkarisma itu ternyata
I Wayan Rindi.
Dalam deskripsi profesi I Nyoman Kaler, Pada tahun 1933 bersama Ni Luh Cawan dan Ni Sadri, I Wayan Rindi juga belajar Legong Kebyar di Banjar Lebah, Kesiman.
Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong" yang artinya gamelan. "Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.
Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua.[1]Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap.[2]
- Jual Cake Ulang Tahun Bali
- JUAL ES KRIM PESTA MURAH DI BALI
Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet, danpakaad.
Dalam perkembangan zaman, legong sempat kehilangan popularitas di awal abad ke-20 oleh maraknya bentuk tari kebyar dari bagian utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai sejak akhir tahun 1960-an, dengan menggali kembali dokumen lama untuk rekonstruksi.
Sumber : galuhwahyuangelia.blogspot
https://id.wikipedia.org/
Mampir juga
Recommended Download
Tidak ada komentar:
Posting Komentar