Rabu, 08 Agustus 2018

Penari Legong, dari kiri : Ni Luh Cawan, I Wayan Rindi dan Ni Wayan Sadri.

Hasil gambar untuk Penari Legong, dari kiri : Ni Luh Cawan, I Wayan Rindi dan Ni Wayan Sadri.

I Wayan Rindi adalah tokoh seniman tari Bali yang memiliki kemampuan menggubah tari dan melestarikan seni tari Bali. Dia juga dikenal sebagai pencipta atau koreografer bentuk modern dari Tari Pendet. 

I Wayan Rindi lahir di Banjar Lebah Denpasar pada tahun 1917, yang sewaktu usia kanak-kanak dipungut seorang petani Banjar Tegal Linggah.

Visit Our Sponsor
- Jual Hotwheels Langka Murah
- Chocolate Gift & Cake Ulang Tahun Bali
- Jasa Desain Grafis Murah
- Service Laptop / Smartphone Panggilan Denpasar
Menjual Kaos, Jaket & aksesoris anime, game band dll



Oleh petani inilah, Rindi dikenalkan dengan dunia tari lewat empu tari ternama, seperti I Wayan Lotering dari Kuta, I Nyoman Kaler dari Pemogan, serta oleh penabuh I Regog dari Ketapian. Dari tempaan energi-energi seni bertuah para maestro inilah, Rindi lahir dan tumbuh menjadi seniman tari yang utuh; praksis penguasaan teknik tari berenergi taksu, sekaligus pula menubuhkan citarasa intuisi yang selalu berkembang maju.



Kisah Rindi berawal pada 1930-an, ketika tiba-tiba masyarakat Badung dikejutkan kehadiran tari Gandrung Lawangan. Masyarakat begitu terpesona gerak berasa seorang penari belasan tahun. Siapa sangka penari Gandrung berkarisma itu ternyata 
I Wayan Rindi.

Dalam deskripsi profesi I Nyoman Kaler, Pada tahun 1933 bersama Ni Luh Cawan dan Ni Sadri, I Wayan Rindi juga belajar Legong Kebyar di Banjar Lebah, Kesiman.

Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong" yang artinya gamelan. "Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.

Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua.[1]Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap.[2]

- Jual Cake Ulang Tahun Bali
- JUAL ES KRIM PESTA MURAH DI BALI

Sesuai dengan awal mulanya, penari legong yang baku adalah dua orang gadis yang belum mendapat menstruasi, ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton. Kedua penari ini, disebut legong, selalu dilengkapi dengankipas sebagai alat bantu. Pada beberapa tari legong terdapat seorang penari tambahan, disebut condong, yang tidak dilengkapi dengan kipas.

Struktur tarinya pada umumnya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet, danpakaad.

Dalam perkembangan zaman, legong sempat kehilangan popularitas di awal abad ke-20 oleh maraknya bentuk tari kebyar dari bagian utara Bali. Usaha-usaha revitalisasi baru dimulai sejak akhir tahun 1960-an, dengan menggali kembali dokumen lama untuk rekonstruksi.

Sumber : galuhwahyuangelia.blogspot.com/
https://id.wikipedia.org/wiki/Legong 


Recommended Download

Tidak ada komentar:

Posting Komentar