Pura Pajenengan dulunya merupakan puri (tempat istrihat) Panji Sakti yang dilengkapi dengan pamerajan,dan setelah Panji Sakti wafat dengan cara moksa, maka puri beliau dirubah menjadi sebuah pura yang dinamakan Pura Pajenengan. Nama Pajenengan ini berarti “tempat penyimpanan benda-benda pusaka”, karena didalam pura tersebut yang dulu merupakan bekas puri Panji Sakti,jadi banyak terdapat benda-benda pusaka termasuk keris, tombak, dan benda pecah belah dari China. Sebelum dirubah menjadi pura yang menerapakan konsep Tri Mandala yaitu jabe sisi, jabe tengah, dan jeroan, puri ini hanya menerapkan konsep Dwi Mandala yaitu jabe sisi yang merupakan area yang tidak suci, dan jeroan merupakan area yang paling suci (pamerajan Panji Sakti). Pembuatan Pura Pajenengan ini disungsung oleh keluarga puri yang merasa menjadi pengikut Panji Sakti maupun keluarga beliau.
Pura Pajenengan ini dibuat karena berbagai alasan yaitu:
- Alasan historis atau monumen untuk mengenang sejarah berupa pamereman (tempat istirahat) Panji Sakti, karena pameraman tersebut merupakan bukti keberadaan beliau, demikian dengan menyelamatkan jejak sejarah Panji Sakti.
- Adanya suatu kepercayaan Hindu Bali terkait dengan pemujaan roh leluhur yang menganggap bahwa masyarakat Desa Panji memuja leluhurnya yaitu Panji Sakti, Ki Pungakan Gendis, dan keluarga besar Ni Luh Pasek (dalam Babad Buleleng).
- Mengenang kebesaran tokoh legendaris Panji Sakti yang dipercaya bahwa seorang raja yang sangat sakti dan bijaksana dari golongan anak selir (Dalem Segening dan ibunya Ni Luh Pasek, Gobleg (Babad Buleleng)).
- Sebagai pemersatu keluarga besar Panji Sakti yang tersebar kemana-mana, mengingat setelah peristiwa perang dan Dinasti Panji Sakti diganti oleh Karangasem.
- Alasan emosional agar dapat kesempatan memuja Panji Sakti, selain untuk memohon keselamatan juga untuk mendapatkan restu sebagai seorang pemimpin layaknya seorang Panji Sakti.
Pura Pajenengan ini dirubah pada tahun 1967 yang dilakukan sedikit renovasi mengingat dulu pernah terjadi bencana alam, sehingga merusak pelinggih-pelinggih di area pura tersebut. Menurut hasil wawancara baik itu terhadap pemangku maupun masyarakat di Desa Panji bahwa Pura Pajenegan ini merupakan Pura Kahyangan yang dijadikan tempat persembahyangan oleh masyarakat baik itu di Buleleng sampai diluar kabupaten maupun provinsi, akan tetapi secara formal belum dikatakan sebagai Pura Kahyangan Jagat.
Selain itu setiap hari suci baik itu hari purnama, tilem maupun hari raya suci lainnya banyak masyarakat yang sembahyang terutama Bupati Buleleng yang rutin sembahyang atau ngaturang bhakti di Pura Pajenengan tersebut. kemudian banyak juga masyarakat yang sembhyang di Pura Pajenengan ini terutama di pamereman Panji Sakti untuk memohon doa restu dan kesehatan.
Upacara yang dilaksanakan di Pura Pajenengan (odalan) yaitu pada Tumpek Landep, bahan upacaranya sama dengan halnya upacara biasa dan dibantu oleh masyarakat yang bergotong royong membuat bahan upacara yang akan digunakan.
Segi Peninggalan (Bangunan dan Benda)
Pura Pajenengan memiliki nilai historis yang tinggi, selain dilihat dari segi historis bisa juga dilihat dari segi peninggalan yang ditemukan di pura tersebut. adapun peninggalan-peninggalan yang ditemukan sperti tempat istirahat (pemereman) Panji Sakti yang berada di madya mandala , dan terdapat juga benda-benda peninggalan, mengingat dulu Panji Sakti dapat menolong saudagar Cina di Pantai Penimbangan, yaitu berupa peninggalan piring-piring, mangkok yang berasal dari China serta keris dan tombak.
Visit Our Sponsor
- Service Laptop / Smartphone Panggilan Denpasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar