Sabtu, 04 Juli 2020

Tradisi Masuryak Desa Bongan

Jika warga Desa Munggu, Mengwi Badung mempunyai Tradisi Mekotek saat Hari Raya Kuningan maka warga Desa Bongan, Tabanan memiliki Tradisi Masuryak. Seperti halnya tradisi budaya bali lainnya, tradisi masuryak dilaksanakan turun temurun oleh warga Banjar Bongan Gede, Desa Bongan Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan Bali. Masuryak berarti berteriak, Tradisi Masuryak merupakan tradisi yang melambangkan kegembiraan, suka cita. Diawali dengan persembahyangan di merajan keluarga masing-masing, lalu menghaturkan bebantenan didepan pintu rumah. Tradisi Masuryak dilakukan pada pagi hari secara bergilir dari rumah ke rumah diikuti semua usia, mereka melempar uang pecahan seribuan hingga seratus ribu ke udara kemudian warga lainnya akan berebut uang-uang tersebut sambil masuryak(berteriak). Bisa dibayangkan betapa serunya Tradisi Masuryak tersebut.
Tradisi Masuryak. Image By: FB Paguyuban Masyarakat Tabanan

Menurut kepercayaan warga setempat, tradisi masuryak merupakan wujud rasa kegembiraan warga setelah melaksanakan hari raya Galungan dan Kuningan. Warga percaya selama hari raya, para leluhur mereka pulang ke rumah selama sepuluh hari sejak hari raya Galungan. Masuryak merupakan bagian dari ritual melepas leluhur agar mereka kembali ke tempatnya yakni swarga loka dengan bahagia. Uang tersebut menurut warga sebagai bekal para leluhur dalam perjalanan mereka ke nirwana.
Tradisi masuryak juga merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas rezeki yang dilimpahkan. Meski warga harus berebutan uang dan saling berhimpitan dan dapat terluka karenanya, namun warga dengan suka cita merayakan tradisi masuryak ini.
Dulunya tradisi masuryak menggunakan pecahan uang kepeng. Seiring perkembangan zaman, tradisi ini berubah memakai lembaran rupiah. Karena itu, tradasi ini selalu ditunggu warga untuk mengais rezeki. Meski ada yang terluka karena terjatuh, warga tetap bersemangat mengikuti masuryak. Warga yang berebut uang biasanya mendapatkan hasil lumayan. Mereka bisa mengumpulkan lembaran uang hingga Rp 200.000. Uang hasil masuryak biasanya digunakan makan bersama. Selain warga setempat, masuryak juga menarik warga dari luar daerah. Namun, mereka hanya menonton ritual unik tersebut. Dari sebelas Banjar di Desa Bongan, kemeriahan masuryak paling terasa di Banjar Bongan Gede.
Artikel diolah dari berbagai sumber.

Visit Our Sponsor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar