Jumat, 28 Februari 2020

TENTANG BHATARA SRI SEDANA DALAM HINDU-BALI

Dalam tradisi agama Hindu khususnya di Bali, Bhatara Sri Sedana dipuja sebagai  Dewi Kesejahteraan  yang memberikan kemakmuran dan kekayaan kepada manusia.  Piodalan untuk Bhatara Sri Sedana dirayakan setiap 210 hari sekali atau setiap 6 bulan. Dalam sistem Kalender Saka-Bali jatuh pada Buda Cemeng Klawu atau Buda Wage Klawu.
dewi laksmi
Dilihat dari arti katanya yaitu “Sri” artinya beras, dan “Sedana” artinya uang atau dengan kata lain bagian dari nafkah, maka perayaannya dilakukan di lingkungan rumah tangga dan juga pura di lingkungan desa adat. Pura Besakih yang merupakan pura terbesar di Bali, juga terdapat Pura Rambut Sedana yang merupakan hulu dari Pelinggih Rambut Sedana atau sering disebut Sri Sedana yang ada di merajan keluarga di Bali. 

Setiap pasar di Bali juga mempunyai pelinggih atau pura Bhatari Melanting yang dihormati sebagai ‘Dewi Perekonomian’ dan setiap hari Buda Cemeng Klawu akan dilakukan peringatan untuk mengucapkan rasa syukur atas rejeki yang diperoleh yang ditujukan kepada Bhatara Rambut Sedana. Buda Cemeng Klawu ini merupakan hari perayaan yang cukup penting bagi umat Hindu khususnya di Bali.
Bisa dikatakan pada Buda Cemeng Klawu lebih banyak dirayakan oleh mereka yang membuka usaha perdagangan di Bali, misalnya pedagang di pasar, toko sembako, pemilik warung, bahkan sampai ke perusahaan-perusahaan yang mengalirkan dana secara cepat dalam menjalankan perusahaan tersebut. Di setiap tempat yang digunakan untuk menyimpan uang diberikan sesajen khusus untuk menghormati Bhatara Sri Sedana sebagai rasa terima kasih atas pemberian-Nya.  Dan biasanya di Warung / Toko / Tempat Usaha diletakan pelangkiran yaitu sebagai stana Bhatara Sri Sedana.Dalam Pembagian Pura Kahyangan Jagat, Bhatara Sri Sedana berstana di Pura Goa Raja, Besakih.
Ada satu hal unik dari perayaan ini, yaitu dipercaya bahwa pada hari Buda Cemeng Klawu masyarakat Bali tidak diperbolehkan menggunakan uang untuk hal-hal yang sifatnya tidak kembali berupa wujud barang, misalnya membayar hutang atau menabung karena dipercaya uang/kekayaan tersebut nantinya tidak dapat kembali selamanya dan menghilang oleh sifat tamak/serakah kita sebagai manusia.

Visit Our Sponsor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar