Dalam memuja Ida Sang Hyang Widhi khususnya dalam agama Hindu di Bali, tentunya sebagai umat wajib melakukan persembahyangan agar Beliau senantiasa melindungi dan membimbing kita. Jika dijabarkan, sembahyang terdiri dari dua suku kata yaitu Sembah dan Hyang. Sembah yang artinya “sujud atau sungkem” yang dilakukan dengan cara – cara tertentu dengan tujuan untuk menyampaikan penghormatan, perasaan hati atau pikiran, baik dengan ucapan kata – kata maupun tanpa ucapan (pikiran atau perbuatan). Hyang artinya “yang dihormati atau dimuliakan” sebagai obyek pemujaan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, yang berhak menerima penghormatan menurut kepercayaan itu.
Persiapan Persembahyangan Hindu
Dalam melakukan persembahyangan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu sebagai berikut:
1. Kebersihan jasmani
2. Mempersiapkan sarana-sarana seperti:
- Alas duduk (tikar, karpet, dsb)
- Sebuah nampam yag berisikan: Sebuah gelas/tempat tirtha berisi air bersih (diletakkan di pelingih, pelangkiran, altar, sanggar pemujaan)- untuk memohon tirtha wangsuhpada.
- Sebuah mangkok kecil berisi beras yang sudah dicuci bersih diberi wewangian (bija)
- Dupa secukupnya
- Bunga / canang sari / kwangen secukupnya
3. Mempersiapkan secara Rohani, serperti:
- Pemusatan pikiran dengan sikap: Padmasana (untuk pria), Bajrasana (unuk wanita), Padasana (berdiri), Savasana (untuk orang sakit), dsb.
- Menyalakan dupa: Om Ang dupam samarpayami ya namah svaha – Ya Tuhan, hamba puja Engkau dalam sinar suciMu sebagai Brahma, pengantar bhakti hamba kepadaMu.
- Menghaturkan dupa: Om Ang dupa dipastra ya namah svaha – Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai Brahma, hamba mohon ketajaman sinar sucimu dalam menyucikan dan menjadi saksi sembah hamba kepadaMu.
- Membersihkan bunga dengan asap dupa: Om puspa danta ya namah svaha – Ya Tuhan, sucikanlah kembang ini dari segala kotoran.
- Asana: Om prasada sthiti sarira Siva suci nirmala ya namah svaha – Ya Tuhan, anugrahkanlah kepada hamba ketenangan dan kesucian dalam batin hamba.
4. Pranayama dengan sikap tangan Amustikarana:
- Menarik napas; Om Ang namah – Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai pencipta dan sumber dari segala kekuatan, anugrahi hamba kekuatan batin
- Menahan napas: Om Ung namah – Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai pemelihara dan sumber kehidupan anugrahi hamba ketenangan batin
- Mengeluarkan napas: Om Mang namah – Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai pelebur segala yang tidak berguna dalam kehidupan, anugrahi hamba kesempurnaan batin.
5. Karasoddhana
- Tangan kanan: Om Soddha mam svaha – Ya Tuhan, sucikanlah seluruh badan jasmani hamba
- Tangan kiri: Om Ati soddha mam svaha – Ya Tuha, sucikanlah seluruh badan rohani hamba
Setelah semua dilakukan selanjutnya melakukan Puja Tri Sandya kemudian dilanjutkan dengan Kramaning Sembah. Berikut urutan untuk kramaning sembah:
Muspa Muyung:
Om Atma tattvatma suddha mam svaha
Ya Tuhan, Engkau adalah merupakan sumber Atman dari semua ciptaanMu, sucikanlah hambaMu.
Muspa dengan bunga ke hadapan Siva Adhitya sebagai saksi pemujaan:
Om Adityasya param jyotih
Rakta teja namo’stute
Sveta pangkaja madhyasta
Bhaskaraya namo’stute
Om Hrang Hring Sah paramasiva adhitya ya namah svaha
Rakta teja namo’stute
Sveta pangkaja madhyasta
Bhaskaraya namo’stute
Om Hrang Hring Sah paramasiva adhitya ya namah svaha
Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai sumber cahaya yang merah cemerlang, penuh kesucian yang bersemayam di tengah-tengah teratai berwarna putih, sembah sujud hamba kepada sumber segala cahaya, Ya Tuhan, Engkau adalah ayah semesta alam, ibu semesta alam, Engkau adalah Paramasiva devanya matahari,anugrahkanlah kesejahtraan lahir-bathin.
Muspa dengan kwangen/bunga ke hadapan Hyang Widhi dengan Ista devataNya:
Om namo devaya adhistanaya
Sarva vyapi vai sivaya
Padmasana eka prathistaya
Ardhanaresvarya namah svaha
Sarva vyapi vai sivaya
Padmasana eka prathistaya
Ardhanaresvarya namah svaha
Ya Tuhan, hamba puja Engkau sebagai sumber sinar yang bersinggasana di tempat paling utama, hamba puja sebagai Siva penguasa semua mahluk, kepada devata yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai di suatu tempat, kepada Ardhanaresvari hamba memuja.
Muspa dengan kwangen/bunga kehadapan Hyang Widhi untuk memohon waranugraha:
Om anugraha manoharam
Deva datta nugrahaka
Arcanam sarva pujanam
Namh sarva nugrahaka
Deva devi mahasiddhi yajnangga nirmalatmakam
Laksmi siddhisca dirgahayuh
Nirvighna sukha vrddhisca
Deva datta nugrahaka
Arcanam sarva pujanam
Namh sarva nugrahaka
Deva devi mahasiddhi yajnangga nirmalatmakam
Laksmi siddhisca dirgahayuh
Nirvighna sukha vrddhisca
Ya Tuhan, Engkau yang menarik hati pemberi anugrah, anugrah pemberian devata, pujaan segala pujaan, hamba memujaMu sebagai pemberi segala anugrah, kemahasiddian pada deva dan devi berwujud yajna suci. Kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari rintangan, kegembiraan dan kemajuan rohani dan jasmani.
Muspa Muyung, sebagai penutup persembahyangan:
Om deva suksma paramacintya ya namah svaha
Om santih santih santih Om
Om santih santih santih Om
Ya Tuhan, hamba memuja Engkau devata yang tak terpikirkan, maha tinggi dan maha gaib. Ya Tuhan, anugrahkanlah kepada hamba kedamaian, damai, di hati, damai di dunia, dan semoga semuanya damai atas anugrahMu
Tentunya dalam setiap mantra yang dipanjatkan hendaknya kita mampu mengingat akan arti dari setiap mantra tersebut dan juga mampu untuk memahami akan maknanya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk semeton. Jika terdapat penjelasan yang kurang tepat atau kurang lengkap mohon dikoreksi bersama. Suksma…
(sumber: Jero Mangku Sudiada, paduarsana.com)
Foto:motoblast.org
Visit Our Sponsor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar