Jumat, 15 November 2019

Ibu Gedong dan Gus Dur : PERSAHABATAN HINDU DAN ISLAM


Ibu Gedong Bagoes Oka atau terlahir dengan nama Ni Wayan Gedong (lahir 1921) adalah perempuan Hindu Bali yang dikenal sebagai perempuan penggerak perdamaian.

Semasa sekolah di Algemene Middelbare School (AMS) di Yogyakarta, Ibu Gedong tinggal di keluarga Prof. HJ. Bavick Pendeta misionaris Kristen, dosen Sekolah Tinggi Teologia Duta Wacana (Cikal Bakal Universitas Kristen Duta Wacana).

Beliau mulai berkenalan dengan Mahatma Gandhi tokoh pejuang kemerdekaan India dari kolonialisasi Inggris yang memobilisasi gerakan pemerdekaan dengan beberapa metode politik spiritual yang terkenal; Ahimsa (emoh kekerasan), Swadesi (kemandirian), Satyagraha (kekuatan kebenaran). Pada diri Mahatma Gandhi, Ibu Gedong menemukan spirit yang dirindukan dari ajaran Hindu yang terbuka dengan berbagai ajaran. Sebagaimana Mahatma Gandhi, Ibu Gendong banyak mendapati ajaran-ajaran kebaikan dalam agama Hindu ditemukan juga dalam kitab suci lain, seperti Injil dan Alquran.

Melihat penampilan dan sosok Ibu Gedong, sangat terasa penghayatannya atas ajaran Mahatma Gandhi, bahwa ‘Seluruh kekayaan di bumi ini cukup untuk semua orang, kecuali bila ada yang serakah’.

Dalam menyebarkan spirit Gandhian, Ibu Gedong bertemu dan menjalin persahabatan saling menguatkan dengan banyak tokoh perdamaian dan aktifis pro demokrasi dari berbagai latar belakang agama. Salah satu lembaga yang menjadi ruang perjumpaan persahabatan ini adalah Institut DIAN/Interfidei di Yogyakarta. Di lembaga ini, beliau menjalin persahabatan dengan Gus Dur.

Saat Ibu Gedong meninggal dunia, meninggal 14 November 2002, almarhum Gus Dur turut hadir bersama Dr. Th. Sumartana dan para sahabat penggerak perdamaian dalam upacara palebon (upacara kremasi dalam Hindu Bali), dan memberikan kesaksian tentang keluhuran budi baik Ibu Gedong serta ketekunanannya dalam gerakan perdamaian hingga melewati batas agama, budaya dan negara.

"Satu hal yang saya tidak bisa meniru dari beliau adalah kesederhanaannya,” demikian menurut Gus Dur.

Dinukil dari tulisan Listia Suprobo di @alif__id .
Inframe : Bu Gedong dan Gus Dur di Candi Dasa kab. Karangasem, Bali

via @ulama.nusantara :

Rabu, 13 November 2019

Perempuan Inggris yang Terlupakan Ktut Tantri, Pahlawan Revolusi Indonesia

Perempuan Inggris yang Terlupakan Ktut Tantri, Pahlawan Revolusi Indonesia
https://alchetron.com/K%27tut-Tantri

Perang kemerdekaan diwarnai dengan berbagai kisah heroik dan diplomasi panjang hingga mendapatkan kemerdekaan berdaulat secara de facto dan de Jure. Aku hanya setetes dari laut yang mengarus semakin besar menuju kebebasan. Orang Indonesia boleh saja melupakan segala sesuatu mengenai diriku. Mengapa tidak. Salah satu kata-kata Ktut Tantri yang di kutip dari buku 10 November ’45. Mengapa Inggris Membom Surabaya?, oleh Batara R. Hutagalung Oktober 2001. Sampai sekarang namanya tidak masuk dalam daftar pahlawan Indonesia. Sama seperti apa yang ia katakan kepada belanda saat menawarkan uang dalam jumlah besar untuk tidak membantu Indonesia saat berada di Australia.

Visit Our Sponsor


Nama asli dari Ktut Tantri adalah Muriel Stuart Walker, yang menarik di sini Tantri sendiri lahir di Inggris Glasglow. Ia pindah ke amerika dan menjadi warga negara Amerika. Saat berada di Amerika Ia menonton film Bali: The last Paradise. Setelah menonton film tersebut ia memantapkan hatinya untuk pergi menuju Bali. Setelah beberapa waktu ia benar-benar pergi ke Bali untuk pertama kalinya.

Dengan mengendarai Mobil yang ia beli di Batavia, Tantri bersumpah ia akan turun saat bensinya habis dan disanalah ia akan tinggal. Mobilnya berhenti di depan sebuah Istana Raja yang dianggapnya sebuah Pura. Setelah memasuki tempat tersebut malah bertemu dengan Raja wilayah tersebut dan diangkatlah menjadi anak ke 4 yang diberi nama Ktut Tantri.

Ia mulai aktif dalam politik di Indonesia setelah sering berdiskusi dengan Nura, anak pertama dari Raja yang menangngkatnya. Nura sendiri adalah lulusan Leiden dan Heidelberg Jerman. Sepak terjang Tantri sendiri sudah mulai di kenal, salah satu peristiwa yang membuatnya terkenal adalah peristiwa 10 Novermber 1945. Pertempuran-pertempuran yang ia siarkan di radio membuatnya di juluki sebagai Surabaya Sue. Bukan hanya peristiwa tersebut dalam membantu kemerdekaan di Indonesia, saat pendudukan jepang ia juga sudah pernah merasakan dibalik jeruji jepang. Saat peristiwa pemindahan ibu Kota ke Jogja ia pernah bekerja dibawah mentri pertahanan saat itu dijabat oleh Amir Syarifudin. Kontribusinya juga pernah menjebak para penghianat dan sekaligus menuliskan beberapa naskah pidato Sukarno.


Sebuah buklet Surabaya Sue’s Inside Story of Indonesia yang pernah ia tulis menjadikan Australia bersimpati kepada Indonesia. Hal tersebut juga menjadikan hubungan baik Australia dengan Indonesia, selain Australia sendiri salah satu negara awal yang mengakui kedaulatan Indonesia. Misi rahasia pernah ia jalani adalah menggalang dukungan indonesia melalui Singapura, dan berhasil lolos dari blokade tentara belanda. Selain itu dia sendiri pernah satu mobil dengan Tan malaka, tokoh legendaris Indonesia yang pelarianya susah di tangkap oleh barat. Hingga akhir hayatnya ia tinggal di Australia, setelah melewati banyak peristiwa besar sekitar kemerdekaan Indonesia.


Sumber
“10 November ’45. Mengapa Inggris Membom Surabaya?", Batara R. Hutagalung Oktober 2001